PERCOBAAN I
ANALISA ANION
I.
TUJUAN
Mahasiswa memahami prinsip pemisahan dan identifikasi anion.
II.
ALAT
1.
Pipet volume 10 mL dan 25 mL
2.
Erlenmayer 100 mL
3.
Kompor listrik
4.
Gelas beker
100 mL
5.
Corong gelas
6.
Kertas saring
7.
Kertas lakmus
8.
Pipet tetes
III.
BAHAN
1.
Na2CO3 1,5M
2.
Akuades
3.
HCl encer
(2N)
4.
BaCl2 0,5M
5.
H2SO4 encer 4N
6.
KMnO4 0,1 N
7.
HCl pekat
8.
MnCl2
Sampel
1.
(NH4) SO4 (SO42-) 4 mL
2.
KCN (CN-) 1 mL
3.
Na2S2O3-
(S2O32-) 1
mL
4.
Na2C2O4-
(C2O42-) 1
mL
5.
(NH4) NO3 (NO3-) 4 mL
VI. CARA KERJA
1. Pembuatan Ekstrak Soda
11 mL sampel campuran 5 larutan ( NH4)2 SO4
4mL, KCN 1mL, Na2S2O3, 1mL, Na2S2O4
1 mL, dan ( NH4 ) NO3 4mL). Dimasukan kedalam Erlenmeyer, ditambahkan 25
mL larutan Na2CO3 1,5 M, dididihkan 10 menit, kemudian disaring, endapan dicuci dengan akuades panas.
2. Uji terhadap ekstrak soda
a. Uji sulfat
Diambil 2 mL ekstrak soda, ditambahkan HCl encer hingga asam, diuji dengan kertas lakmus, ditambahkan HCL sampai 2 mL,
dididihkan sampai 2 menit, setelah itu ditambah BaCL2. Adanya endapan putih menunjukan positif mengandung ion sulfat.
b. Ujizatpereduksi
Diambil 2 mL larutan ekstrak soda, ditambahkan H2SO4 4N,
di uji dengan kertas lakmus, ditambahkan 1 mL KMnO4 0,5M. jika warna KMnO4 hilang positif mengandung anion pereduksi,
menunjukan adanya anion seperti sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit,
sianida, bromida, arsenit, iodida, dan heksasianoferat ( II ). Jika warna KMnO4 tidak hilang, dipanaskan, setelah dipanaskan tidak hilang menunjukan adanya anion oksalat, formatatautartat, atau tidak mengandung anion pereduksi
c. Ujiterhadapzatpengoksidasi
Diambil 2 mL larutan ekstrak soda, ditambahkan 2 mL difenilamin, adanya warna biru tua menunjukan positif adanya zat pengoksidasi.
V.
DATA PENGAMATAN
Ekstrak
soda dengan mencampurkan 5 sampel
Bahan
|
Jumlah
|
(NH4)
SO4 (SO42-)
|
4 mL
|
KCN
(CN-)
|
1mL
|
Na2S2O3-
(S2O32-)
|
1mL
|
Na2C2O4-
(C2O42-)
|
1mL
|
(NH4)
NO3 (NO3-)
|
4mL
|
Menjadi
11 mL larutan dengan campuran tampak tidak homogeny setelah dipanaskan
homogeny dan disaring. Filtratnya dicampur air cucian endepan, larutan ini dinamakan ekstrak
soda.
1.
UjiSulfat
Ekstrak
Soda
|
Perlakuan
|
Hasil
|
Kesimpulan
|
2
mL
|
1. Ditambahka HCl encer dan di uji dengan lakmus biru.
2. Ditambahkan
BaCl2 0,1 M
|
1. Berubah menjadi merah
(asam) dan bersoda.
2. Larutan ekstrak soda menjadi keruh atau menandakan adanya endapan warna putih.
|
Menunjukanadanya
ion sulfat
|
2.
UjiTergadapZatPereduksi
Ekstrak Soda
|
Perlakuan
|
Hasil
|
Kesimpulan
|
2
mL
|
1. Ditambahkan H2SO4 encer sampai asam (dengan kertas lakmus).
2. Ditambahkan 1 ml kmno4 0,5 M
pertama.
3. Ditambahkan 1 ml kmno4 0,5 M kedua.
4. Dipanaskan
|
1. Warna berubah menja dimerah (asam).
2. Terbentuk endapan warna ungu lalu digojog dan
lama-kelamaan warnanya menghilang.
3. Warna larutan menjadi ungu, lalu menjadi coklat kemerahan.
4.
Permanganate tidak hilang, dan berwarna coklat muda
|
Positif mengandung anion pereduksi
Negative
mengandung anion pereduksi
|
3.
Ujiterhadapzat-zatpengoksidasi
Ekstrak Soda
|
Perlakuan
|
Hasil
|
Kesimpulan
|
2 mL
ekstrak soda
|
1. Ditambahkan
2 ml H2SO4 4 N
2. Ditambahkan
2 ml difenilamin
3. Ditambahkan
2 ml H2SO4pekat
|
Warna larutan menjadi putih keruh
|
Negatif mengandung zat pengoksidasi
|
2 mL
Nitrat
|
1. Ditambahkan
2 ml H2SO4 4 N
2. Ditambahkan
2 ml difenilamin
3. Ditambahkan
2 ml H2SO4pekat
|
Larutan menja dikekuning-kuningan dan endapan menjadi birut ua
|
Positif mengandung zat pengoksidasi
|
VI.
ANALISA DATA
1. Sedikit larutan ekstrak soda diasam kandengan HCl 2 N kemudian ditambahkan dengan larutan BaCl2, apabila terbentuk endapan putih, berartiada ion sulfat.
Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl encer, kemudian ditambahkan dengan larutan CaCl2 dan dipanaskan diatas penangas air, apabila terbentuk endapan putih, berartiada ion-ion :fosfat,
arsenat, borat, oksalat, sitrat, dan tartrat ( Yamin. 2000).
Reaksi yang terjadi adalah:
MA2 + Na2CO3 ------> MCO3 + 2NaA
2. Ujisulfat
Reaksi yang terjadi adalah :
Na2CO3 + 2HCl -----> 2NaCl + CO3
Na2SO4 + BaCl2 ----> BaSO4 + 2NaCl
(
putih )
3. Ion pereduksi
Dua
ml larutan ekstrak soda diasamkan dengan H2SO4 encer berlebih, kemudian tambahkan 2-3 tetes KMnO4
0,02 N. Apabila warna KmnO4 pucat atauhilang, menandakanadanya ion
pereduksimisalnya : Sulfit, tiosianat, Nitrit, Sianida, Tiosulfit, Bromida,
iodide, arsen, besi (II) sianida. Apabila pemucatan atau hilangnya warna KMnO4 setelah diadakan pemanasan maka larutan mengandung : Oksalat, formiat, tartrat.
Reaksi
yang terjadi adalah:
KMnO4 + H2SO4 ------>
Mn2O7 + 2K+ + SO42-
+ H2O
4. Ion pengoksidasi
Dua
ml larutan ekstrak soda ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml larutan jenuh MnCl2 apabila terbentuk warna hitam (coklat) menandakan ion-ion
pengoksidasi misalnya, nitrat, nitrit, klorat, bromat, iodat, kromat,
permanganate, dan besi (II) sianida.
Reaksi yang terjadi adalah:
NO3- + 2H2SO4 -----> 4NO2 + O2 +2SO42- + 2H2O
VII.
PEMBAHASAN
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang,
yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsure atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedang kananalisis kuantitatif berurusan dengan penetapan yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Dalam kimia analisis kualitatif di kenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif yaitu pereaksi yang
memberikan tertentu satu jenis kation/anion (Rifai,
Harizul. 1994).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidak setimatik seperti metode yang dalam mendeteksi kation. Prinsip
anion merupakan unsur
non logam yang bermuatan negatif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi Anion
ini adalah Analisis Kimia
Kualitatif anorganik. Ion-ion diidentifikasi menurut sifat fisika dan kimianya. Anion dapat berfungsi sebagai ligan apabila memiliki minimal satu pasang ion pusat yang di sebut bilangan koordinasi. Ikatan kovalen koordinat. Pada ikatan ini logam sebagai pasangan elaktron. Ion komplek di tinjau dari jenis ligan yang diikat dapat di golongkan menjadi dua yakni kation komplek dan anion komplek (Yamin, 2000).
Pemisahan anion-anion yang umum kedalam golongan utama, tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink yang hanya boleh dianggap berguna untuk memberiindikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema idintifikasi anion bukanlah skema yang kaku, kerana satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla: 1985).
Penggolongan anion berdasarkan sifat-sifat reaksi yaitu :
1. Ion pereduksi
Dua ml larutan ekstrak soda
diasamkan dengan H2SO4 encer berlebih, kemudian tambahkan
2-3 tetes KMnO4 0,02 N. Apabila warna KmnO4 pucatatau
hilang, menandakan adanya ion pereduksi misalnya : Sulfit, tiosianat, Nitrit,
Sianida, Tiosulfit, Bromida, iodide, arsen, besi (II) sianida. Apabila
pemucatan atau hilangnya warna KMnO4 setelah diadakan pemanasan maka
larutan mengandung : Oksalat, formiat, tartrat.
2. Ion pengoksidasi
Dua ml larutan ekstrak soda
ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml larutan jenuh MnCl2 apabila
terbentuk warna hitam (coklat) menandakan ion-ion pengoksidasi misalnya,
nitrat, nitrit, klorat, bromat, iodat, kromat, permanganate, dan besi (II)
sianida.
3. Sedikit larutan ekstrak soda
diasamkan dengan HCl 2 N kemudian ditambahkan dengan larutan BaCl2,
apabila terbentuk endapan putih, berarti ada ion sulfat.
4. Sedikit larutan ekstrak soda
diasamkan dengan HCl encer, kemudian ditambahkan dengan larutan CaCl2
dan dipanaskan diatas penangas air, apabila terbentuk endapan putih, berarti
ada ion-ion : fosfat, arsenat, borat, oksalat, sitrat, dan tartrat ( Yamin.
2000).
Skema
klasifikasi berikkut ternyata telah berjalan dengan baik Unsur golongan IA yang
terbilang kuantum besar, pada keadaan dasar lebih mudah melepaskan elektron
terakhirnya. Hal ini berkaitan dengan energi orbitalnya sehingga gaya
tarik-menarik antara elektron dengan pusat atau berinti tidak begitu kuat
dibandingkan dengan elektron yang jaraknya lebih dekat dengan inti atom. Begitu
pula sebaliknya pada unsur golongan VIIA yang berbilangan kuantum kecil dan
pada dasarnya keadaan dasar lebih mudah menagkap elektron terakhirnya. Hal ini
sesuai dengan simpulan Thomson bahwa partikel yang bermuatan negative dan
penggabungan dari muatan ini akan membentuk suatu ikatan ion (Yamin. 2000).
Anion meliputi analisis
pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan
larutan ekstra soda. Ekstrak soda
dibuat terlebih dahulu dengan mencampurkan larutan sampel yang terdiri dari,
(NH4) SO4 (SO42-) 4 mL, KCN (CN-) 1 mL, Na2S2O3-
(S2O32-) 1 mL, Na2C2O4-
(C2O42-) 1 mL, dan (NH4) NO3 (NO3-) 4
mL, sehingga 11 mL larutan sampel yang dibutuhkan. Lalu ditambahkan Na2CO3
1,5 M, dididihkan selama 10 menit, disaring endapannya dan dicuci dengan
akuades panas. Untuk menghilangkan zart pengotor yang terdapat pada
larutan, dan menghasilkan filtrat serta air dijadikan menjadi satu. Larutan ini
dinamakan ekstrak soda, ekstrak soda mempunyai fungsi sebagai untuk
mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertingkat kelarutan anion. Dan
merupakan penguraian berganda dengan menghasilkan karbonat. Dengan reaksi yang
terjadi:
MA2 + Na2CO3 ------> MCO3 + 2NaA
Esktrak soda lalu diuji terhadap:
1.
Uji Sulfat
Percobaan pada uji sulfat ini
diperlukan sebanyak 2 mL ekstrak soda dan diasamkan dan iasamkan dengan
menggunakan HCl encer lalu di uji degan kertas lakmus biru hingga berubah warna
menjadi warna merah. Penambahan HCl encer ini di fungsikan untuk menetralkan
zat-zat yang terdapat pada sampel larutan. Selanjutnya dididihkan kurang lebih
1-2 menit untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang terdapat pada larutan
campuran. Setelah mendidih, didinginkan kurang lebih 1-2 menit dan ditambahkan
dengan BaCl2 untuk menguji terjadinya endapan atau tidak. Pada saat
penambahan BaCl2 terjadinya endapan dan membuktikan sampel
mengandung ion sulfat (SO42-), dengan reaksi:
Na2CO3 + 2HCl -------> 2NaCl + CO3
Na2SO4 + BaCl2 ------> BaSO4 +
2NaCl
( putih )
2.
Uji Terhadap Zat
Pereduksi
Diambil sebanyak 2 mL ekstrak
soda dan diasamkan dengan H2SO2 encer 4N dan diuji dengan kertas lakmus biru
hingga menjadi warna merah. Pengasaman ini bertujuan untuk agar senyawa-senyawa
yang terdapat dalam sampel menjadi netral. Lalu ditambahkan dengan KMnO4
0,5M sebanyak 1 mL pertama, larutan yang dihasilkan warna ungu dan terdapat
endapan, digojog dan lama-kelamaan warna menjadi hilang. Hal ini menunjukan
positif adanya anion pereduksi seperti sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,
sianida, tiosianat, bromida, ionida, arsenit, dan heksasianoferat (II).
Sedangkan penambahab KMnO4 0,5M sebanyak 1 mL kedua, digojog kembali
dengan warna larutan yang dihasilkan berwarna ungu lalu menjadi coklat
kemerahan, yang artinya permanganat tidak hilang. Selanjutnya dipanskan untuk
menguji kandungan permanganat menjadi hilang apa tidak. Namun hasil akhirnya
menunjukan permanganat tidak hilang dan berwarna coklat muda atau dengan kata
lain negatif anion pereduksi atau adanya
anion oksalat, format dan tertrat. Dengan reasi yang dihasilkan:
2KMnO4 + H2SO4 ------>
Mn2O7 + 2K+ + SO42-
+ H2O
3.
Uji Terhadapa Zat-Zat Pengoksidasi
2 mL ekstrak soda yang ditambahkan masing-masing 2 mL
H2SO4 4N, difenilamin 2 mL, dan H2SO4 pekat 2 mL. Yang difungsikan untuk
mempermuda dalam menganalisa ada atau tidak adanya anion pengoksidasi pada
sampel, dengan hasil yang diperoleh berupa warna larutan menjadi putih keruh.
Dan larutan sampel ini negatif mengandung zat
pengoksidasi. Sehingga dilakukan percobaan kembali dimana ekstrak soda
digantikan dengan 2 mL nitrat dengan perlakuan
yang sama seperti ekstrak soda sebelumnya. Hasil yang didapatkan larutan
menjadi kekuning-kuningan dengan endapan warna biru tua. Maka disimpulkan
larutan nitrat tersebut positif mengandung zat pengoksidasi seperti, NO3-,
NO22-, (Fe(CN)6)3-, Cl-,
Br-, I-, CrO42-, dan MnO4dengan
reaksi yang terjadi:
4NO3- + 2H2SO4 ------> 4NO2 + O2 +2SO42- + 2H2O
Analisa
ion ini juga digunakan dalam berbagai kehidupan sehari-hari seperti pemeriksaan
darah, urin, dan lain-lainnya. Sedangkan ekstrak soda natrium karbonat Na2CO3
digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti sabun. Sedangkan dalam dunia
industri yang lebih canggih seperti pembuatan gelas, proses pembuatan pulp
(bubuk kayu), kertas, detergen, kaca dan melunak air sada.
VIII.
KESIMPULAN
Analisa
ion menggunakan metode analisa kualitatif yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam sampel, dengan cara pemisahan anion
berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam kalsium, garam-garam
barium, dan garam-garam seng.
Uji sulfat, ekstrak soda
ditambahkan HCl encer, dan BaCl2 dan membentuk endapan putih. Dan disimpulkan positif mengandung ion sulfat (
SO42- )
Uji terhadap zat pereduksi, dilakukan dua kali percobaan pertama positif mengandung anion
pereduksi seperti
SO42-, NO3-, CN-,
tiosulfat, Br-, I-, arsenat, dan [Fe (CN)6]4-,
sedangkan yang kedua negative mengandung anion pereduksi.
Uji terhadap zat-zat pengoksidasi, terjadi dua hasil yaitu:
Sampel larutan-larutan ekstrak soda, negative
atau tidak mengandung anion
pengoksidasi, karena warna larutan putih keruh.
Sampel larutan nitrit [(NH4)
NO3] dengan hasil positif mengandung anion
pengoksidasi seperti
NO3-, NO2-, [Fe (CN)6]3-,
Cl-, Br-, I-, CrO4-, dan MnO4-.
Karena adanya endapan yang berwarna biru.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderwood & Ray, 1993. Kimia
Analisis Kuantitatif.
PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
Anonym,
2010, Penentuan Pratikum Kimia Analisis. Universitas Muslim.
Banowati,
Reni, I, S.Si. 2013. Panduan Pratikum Kimia
Anorganik II, DIII Analis Kimia, FMIPA, Universitas Islam Indonesia.
Maman,
Andi.2011/04/11. Jurnal Analisis Anion. Sulawesi Selatan.
Indonesia.
Svehla,
G. 1990. Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro,
EdisiKe - 5, PT Kalman Media
Pustaka. Jakarta.
Vogel,
1990.Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro,
PT Kalman Media Pustaka,
Jakarta.
Yamin.
2000. Mengidentifikasi Analisis
Anion. Jakarta. Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar