Senin, 17 Juni 2013

PERCOBAAN 6 ANALISA ION -ION ANORGANIK DALAM URIN




PERCOBAAN 6
ANALISA ION -ION ANORGANIK DALAM  URIN

       I.            TUJUAN
1.      Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitatif ion-ion anorganik dalam urin.
2.      Menentukan kandungan ion-ion anorganik dalam urin.

    II.            ALAT
1.      Cincin besi dan penahannya.
2.      Kertas Lakmus merah
3.      Botol sampel
4.      Tabng reaksi dan rak
5.      Kawat nikrom
6.      Kasa asbes
7.      Pipet tetes
8.      Lampu spiritus
9.      Gelas beker 100ml

 III.            BAHAN
1.      Urin
2.      HNO3  6 M
3.      NaOH 6 M
4.      HCl 6 M
5.      (NH4)2SO4 0,02 M
6.      BaCl2 0,1 M
7.      NaCl 0,1 M
8.      CuSO4 0,1 M
9.      Ca(NO3)2 0,01 M
10.  (NH4)2C2O4 0,2 M

 IV.            PROSEDUR KERJA
·     

  1. Ion  Natrium


2. Ion Kalsium






                                                                                                                                  
3. Ion SO42-




 
         

                                                                                          
  4. Ion klorida






 5. Ion Ammonium


·      
   DATA PENGAMATAN
No
Analisa
Standar
Sampel Urin
Kesimpulan
1
Ion Na+
Warna kuning pada uji nyala
Warna kuning terang pada uji nyala
Positif mengandung ion Na+
2
Ion NH4+
Kertas lakmus merah menjadi biru
Kertas lakmus merah menjadi biru
Positif mengandung ion NH4+
3
Ion Ca2+
Terdapat sedikit endapan putih CaC2O4 namun agak suram dan warna larutan putih keruh
Terdapat sedikit endapan putih  CaC2O4  namunagak suram dan Warna larutan kuning keruh
Positif mengandung ion c Ca2+
4
Ion Cl-
Warna larutan biru lembayung
Warna larutan kuning pudar
Negatif mengandung ion Cl-
5
Ion SO42-
Terdapat endapan putih BaSO4
Terdapat endapan putih BaSO4 , dan larutan berwarna kuning keruh
Positif mengandung ion SO42-

 VI.            ANALISIS DATA
Reaksi yang terjadi pada setiap langkah atau data pengamatan sebagai berikut :
v  Ion Na+
Tidak ada terjadinya reaksi , karena pada ion Na+ hanya diamati uji nyala saja dan tidak bereaksi dengan larutan atau standar lain.
v  Ion NH4+
NH4+ + OH-     -------->                 NH3 + H2O

v  Ion Ca2+
Ca2+ + C2O4     ------->       CaC2O4

v  Ion Cl-
Cu2+ + 2Cl-       ------->      CuCl2



v  Ion SO42-
SO42- + Ba2+  ------->          BaSO4

VII.            PEMBAHASAN
                   Dalam percobaan ini ,dilakukan analisa ion-ion anorganik dalam urin.Urinialah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akak dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinisasi.Pengeluaran urin dari dalam tubuh diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh.
            Secara umum urin berwarna kuning,urin encer berwarna kuning pucat (kuning jernih) , urin kental berwarna kuning pekat,dan urin baru berwarna kuning jernih.pH urin berkisar antara 4,8-7,5 , dan berat jenis urin berkisar antara 1,002-1,035.Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun/obat-obatan yang dari dalam tubuh. Urin mengandung zat-zat terlarut buangan dan proses metabolisme tubuh.Pada umumnya produk buangan ini adalah urea , yaitusuatu senyawa organik.Bentuknya adalah ion-ion Cl- dan Na+. Ion-ion anorganik lain dengan konsentrasi 0,01 % atau lebih ,dalam individu sehat meliputi NH4+ , K+ , Ca2+ , PO43- , dan SO42- .
            Pada proses urinalisis terdapat banyak cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin.Analisis urin dapat berupa analisis fisik,analisis kimiawi dan anlisis secara mikroskopik. (basoeki,2000)
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin,berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri.Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa,analisis protein dan analisis pigmen empedu.Untuk analisis kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang ditawarkan ,mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik,sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut,misalnya kalsium phospat,serat tanaman,bahkan bakteri. (basoeki, 2000)
.
                Analisa yang lebih banyak dilakukan oleh laboratorium klinik adalah analisa kuantitatif yang berupa penentuan jumlah atau konsentrasi zat.Analisa lain adalah analisa kualitatif,yang hanya mendeteksi ada tidaknya zat tanpa melihat kuantitasnya.Analisa ion-ion anorganik dapat dilakukan dengan peralatan sederhana.
            Pada praktikum ini , dilakukan pengujian urin untuk mendeteksi ada atau tidaknya ion-ion Na+ , NH4+, Ca2+ , Cl- , dan SO42-  . untuk mengetahui masing-masing ion yang akan dianalisa, sebelumnya dilakukan tes atau ujui pada standar yang telah diketahui kandungan ionnya dan konsentrasinya.
·         Ion  Na+
Pertama-tama dilakukan uji ion natrium.Dipakai kawat nikrom bersih , lalu dicelupkan pada 2 Ml NaCl 0,1 M.Sebelumnya kawat telah disterilkan dengan mencelupkan pada HCl encer lalu dipanaskan dalam nyala bunsen.setelah itu dipanaskan pada nyala daerah oksidasi.kemudian dari hasil uji nyala tersebut dihasilkan warna kuning , sehingga hal tersebut menandakan bahwa adanya ion Na+.

·         Ion NH4+
Sebelumnya didihkan 50 ml air hingga mendidih lalu 10 tetes NaOH ditambah 2ml (NH4)2SO4  0,02 M dalam tabung reaksi. Lalu diletakkan kertas lakmus merah yang telah dibasahi aquadest pada mulut tabung. Kemudian keduanya ditempatkan pada beker gelas yang berisi air panas . kertas lamus tersebut lama kelamaan berubah menjadi biru. Ini menandakab ada ion NH4+.
Setelah itu 2ml urin ditambah 10 tetes NaOH 6 M pada tabung reaksi. Dilakukan perlakuan yang sama seperti standar. Kertas lakmus merah juga berubah menjadi warna biru. Ada ion NH4+ di dalam urin tersebut.
Reaksi yang terjadi : NH4 + OH-  ------->     NH3 + H2O

·         Ion Ca2+
Pada standar 10 tetes (NH4)2C2O4 0,2 M ditambahkan 2ml Ca(NO3)2 0,01 M dalam tabung reaksi.terbentuk endapan putih Ca C2O4  secara perlahan dan larutan berwarna putih keruh menandakan positif ion Ca2+.
2 ml urin ditambah 10 tetes (NH4)2C2O4 0,2 M dalam tabung reaksi lalu dilarutkan . warna larutan yang terjadi ialah kuning keruh yang menandakan positif ion Ca2+ di dalam urin tersebut.
Reaksi yang terjadi : Ca2+ + C2O4 2-     ------->    CaC2O4

·         Ion Cl-
Pada percobaan ini , untuk standar , ditambahkan 5 tetes CuSO4 0,1 M dalam NaCl 0,1 M pada tabung reaksi,sehingga dihasilkan warna larutan menjadi biru lembayung ,yang seharusnya terdapat endapan putih CuCl2,tetapi hal ini menandakan bahwa pada standar tersebut tidak terdapat ion Cl-  atau negatif mengandung ion Cl- ,sedangkan untuk sampel urinnya, diambil 2 Ml sampel urin lalu ditambahkan 10 tetes HNO3 6 M dalam tabung reaksi .ini bertujuan untuk mencegah interferensi ion PO43- terhadap tes Cl- ,setelah itu ditambahkan CuSO4 0,1 M. Dan dihasilkan warna larutan kuning pudar .hal tersebut menandakan bahwa dalam sampel urin tidak mengandung ion Cl-, sehingga reaksinya :
Cu2+ + 2 Cl-        ------->    CuCl2
Hal ini mungkin disebabkan karena larutan CuSO4 0,1 M seharusnya memakai larutan AgNO3,sehingga jika larutan perak nitrat direaksikan dengan natrium klorida nanti akan menghasilkan endapan putih AgCl.sehingga ion Cl-  dan urin dapat terbentuk karena diikat oleh ion Ag+ dan AgNO3 dengan reaksi :
Ag+ + Cl-       ------->    AgCl

·         Ion SO42-
Pada standar yang dilakukan,sebanyak 10 tetes BaCl2 0,1 M ditambah 2 Ml (NH4)2SO4 0,02 M dalam tabung reaksi.setelah bercampur dan diamati ada endapan putih BaSO4 yang terbentuk dan hal ini menandakan dalam standar tersebut mengandung ion SO42-.Sedangkan pada sampel , sebanyak 2 Ml urin ditambahkan 5 tetes  HCl 6 M,yang bertujuan untuk mencegah interferensi ion PO43- terhadap ion SO42-. Stelah itu ditambahkan 10 tetes BaCl2 0,1 M ,sehingga terbentuk endapan putih BaSO4 dan larutan berwarna kuning keruh,hal ini menandakan pada sampel urin positif mengandung ion SO42-. Dan reaksi yang terbentuk ialah :
Ba2+ + SO42-   -------->            BaSO4                    

Dalam percobaan analisa ion-ion yang terdapat dalam urin,banyak sekali manfaat atau penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari kita,khususnya dalam bidang kesehatan.Dalam laboratoruim klinik,urin yang diperoleh dari pasien akan dianalisa dengan berbagai berbagai metode salah satunya dengan metode kromatografi (kromatografi cair-cair, gas-cair, gas-solid, HPLC, TLC scanner), spektroskopi (Spektrofotometer UV-Vis, IR, NMR) dan X-ray.Setelah dianalisis menggunakan metode tersebut nanti jika sampel urin dimasukkan kedalam salah instrumentasi yang digunakan akan menunjukkan konsentrasi zat yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan orang sehat. Semisal jika kita ingin mengetahui kadar gula (glukosa) nyang terdapat dalam tubuh kita atau apakah kita memungkinkan terkena diabetes melitus karena kelebihan glukosa atau kolesterol,memungkinkan diperiksa juga urin kita, jika ternyata endapannya berlebihan maka kita harus mencoba cek di laboratorium klinik untuk mengetahui berpa kandungan glukosa dalam urin kita. Biasanya data yang akan diterima memberikan nilai kuantitatif dan dokter akan menentukan kondisi kesehatan kita. Kecurigaan ini juga bisa diperkuat dengan gejala diabetes yang lain, seperti luka yang tidak kunjung sembuh, tubuh menjadi lemah, kurang konsentrasi, nafsu makan menurun, sering kehausan dan sering buang air kecil, bau keringat terasa manis, berat badan menurun, serta sering gatal-gatal dan gampang terserang penyakit kulit yang disebabkan jamur.
Analisis kandungan urin secara kuantitatif juga dapat dilakukan di laboratorium dengan cara yang sangat sederhana. Analisis dapat dilakukan dengan analisis titrimetri dengan berdasarkan titrasi redoks. Karena gula mengandung aldehid yang dapat dioksidasi menjadi keton, maka sebelum dititrasi sampel dioksidasi dengan suatu oksidator, misalnya dengan menambahkan KI berlebih. Iod yang dibebaskan dititrasi dengan natirum tiosulfat dan titik akhir titrasi diamati dengan menambahkan indikator kanji.


VIII.            Kesimpulan
Setealah melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1.      Untuk menganalisa kandungan ion-ion dalam urin dapat dilakukan dengan analisis kualitatif.
2.      Kandungan ion-ion anorganik dalam urin ialah :
a)      Positif mengandung ion Na+
b)      Positif mengandung ion NH4+
c)      Positif mengandung ion Ca2+
d)     Negatif mengandung ion Cl-
e)      Positif mengandung ion SO42-

DAFTAR PUSTAKA
Istiningrum,R.B.2013.Panduan Praktikum Kimia Anorganik II.Program D3 Analis Kimia FMIPA UII Yogyakarta.
Rohyami,Yuli.2012.”Uji Kualitatif Urine”.di akses pada halaman http://www.royamiyuli.blogspot.com pada tanggal 22 Mei 2013.
Sakinah,Wazirotus.2010.Laporan Biokimia”Analisis Urine”.di akses pada halaman http://www.barbie-netter-kiky.blogspot.com pada tanggal 22 Mei 2013.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar