Senin, 17 Juni 2013

PERCOBAAN 3 ANALISA ION BERDASARKAN REAKSI PEMBENTUKKAN KOMPLEKS




PERCOBAAN 3
ANALISA ION BERDASARKAN REAKSI PEMBENTUKKAN KOMPLEKS

I.TUJUAN
1.      Mahasiswa memahami prinsip reaksi pembentukkan kompleks dalam analisa kualitatif anorganik
2.      Mahasiswa memahami aplikasi / fungsi reaksi pembentukkan kompleks dalam analisis kualitatif anorganik

II.ALAT & BAHAN
1.      Alat         :
a)      Tabung reaksi
b)      Rak tabung reaksi
c)      Pipet tetes
d)      Pembersih tabung reaksi

2.      Bahan      :
a)      NH3
b)      FeCl3
c)      CuSO4
d)     Co(NO3)2.6H2O
e)      Ni (II)
f)       ZnSO4.7H2O
g)      Na2S2O3
h)      K4 [Fe(CN)6]
i)        K3 [Fe(CN)6]
j)        CH3COONa.3H2O
k)      Asam Salisilat
l)         Pb(NO3)2
m)       AgNO3
n)      Amoniak
o)      HCl





III. SKEMA KERJA
a.       Uji Spesifik Terhadap Kation






b.      Uji Spesifik Terhadap Anion 








C.   Penutup (Masking)






   IV. DATA PENGAMATAN
1.      Identifikasi Kation
KATION
REAGEN
PENAMBAHAN REAGEN
(Penambahan 1 tetes)
PENAMBAHAN REAGEN
(Penambahan 4 tetes)
Cu2+
NH3 pekat
Dari biru menjadi biru keruh
Dari biru keruh menjadi biru donker
Ni2+
NH3 pekat
Dari biru muda menjadi biru toska
Dari biru toska menjadi biru saphir
Co2+
NH3 pekat
Dari merah muda menjadi biru pekat
Dari biru pekat menjadi hijau tosca
Zn2+
NH3 pekat
Dari tak berwarna menjadi putih keruh dan terdapat endapan
Dari putih keruh menjadi tak berwarna


2.      Identifikasi Anion
ANION
REAGEN
PENAMBAHAN REAGEN
(Penambahan 1 tetes)
S2O32-
FeCl3 0,1N
Menjadi warna kuning muda
CH3COO-
FeCl3 0,1N
Menjadi warna orange
Asam salisilat
FeCl3 0,1N
Menjadi warna ungu pekat
SCN-
FeCl3 0,1N
Menjadi warnamerah darah
[Fe(CN)6]4-
FeCl3 0,1N
Menjadi warna hijau lumut
[Fe(CN)6]3-
FeCl3 0,1N
Menjadi warna hitam kebiruan


3.      Masking (Penutup)
PENAMBAHAN
PENGAMATAN
Ion pembanding S2O32- 3 tetes
Warna larutannya kuning
3 tetes Pb(NO3)2
Warna larutan putih keruh
3 tetes HCl
Warna larutannya semakin keruh
3 tetes FeCl3
Warna larutannya keruh dan terdapat endapan





IV. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah analisa ion berdasarkan reaksi pembentukan komplek. Pada analisis kualitatif anorganik ini, digunakan reaksi pembentukan komplek. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Pembentukan senyawa kompleks berkaitan dengan bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi yaitu suatu angka bulat yang menunjukan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Macam-macam ligan yaitu monodentat (NH3, CN-, Cl-, H2O). Pembentukan kompleks dalam analisa anorganik kualitatif biasa dipakai untuk pemisahan atau identifikasi. Fenomena yang terjadi bila ion kompleks terbentuk yaitu perubahan warna dan kenaikan kelarutan (Banowati, Reni I,S.Si. 2013. Panduan Praktikum Kimia Anorganik II).
Ketika cahaya putih atau polikromatis melewati senyawa kompleks maka sebagian cahaya akan diteruskan sebagian dan diserap, mata kita kita akan memersepsi cahaya yang diteruskan tersebut sebagai warna komplementer, inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan warna (P.W, Atkins . 1999. Kimia Fisika)
            Pembentukkan kompleks dapat menyebabkan kenaikkan kelarutan, sehingga suatu endapan dapat larut kembali. Pada pengendapan AgCl, jika ditambahkan NH3 maka endapan akan larut kembali karena terbentukknya Ag+ dengan NH3 membentuk kompleks [Ag(NH3)2]+. Pembentukan kompleks dalam analisa kualitatif anorganik digunakan untuk :
1)      Uji Spesifik / Khusus terhadap ion
Beberapa reaksi yang menghasilkan pembentukkan kompleks, dapat dipakai sebagai uji terhadap ion-ion. Uji spesifik dibagi menjadi 2 macam, yaitu uji spesifik terhadap kation dan uji spesifik terhadap anion. Sifat-sifat ion yaitu tertarik kemuatan yang berbeda jenis, tolak menolak jika bermuatan sejenis dan ketika bergerak dapat dibelokkan oleh medan magnet. Perbedaan dari kation dan anion, yaitu jika atom kehilangan satu atau lebih elektron maka akan bermuatan negatif dan disebut sebagai anion. Anion mempunyai ukuran lebih besar dari atom asalnya, karena anion kelebihan elektron maka elektron tersebut saling tolak menolak sehingga menambah ukuran fisik dari ion. Kation mempunyai ukuran lebih kecil dari atom asalnya karena kecilnya awan elektron. Uji spesifik terhadap ion dibagi dua, yaitu :
a)      Uji Spesifik Kation
Pada pemisahan kation, reagen yang digunakan adalah amoniak (NH3) pekat. Amoniak merupakan senyawa yang awalnya berupa gas tak berwarna berbau tajam. Kelarutannya dalam air 89,9 g/100ml pada 0oC,massa jenisnya 0,6942 g/L , titik didihnya 239,81 K. Kation yang akan di identifikasi adalah Cu2+ ,Ni2+, Co2+, dan Zn2+ (wikipedia . 2013)

          • · Ion Cu2+
Ion Cu2+ diperoleh dari larutan CuSO4. Larutan CuSO4 kemudian ditambahkan amoniak pekat (NH3) dan larutan berubah dari warna kuning menjadi biru keruh (penambahan 1 tetes), kemudian penambahan reagen berlebih dengan 4 tetes amoniak pekat dan menjadi warna biru donker /biru berlin. Reaksi yang terjadi yaitu :
Cu2+ + NH3       ------->        [Cu(NH3)4]2+ biru donker tetraaminakuprat (II)
Cu2+ seharusnya berwarna biru, namun yang terjadi adalah kuning , hal ini dikarenakan CuSO4 yang kurang baik namun setelah idtambahkan NH3 pekat hasilnya menjadi warna biru donker sesusai teori (Svehla, G. 1985).

          •    Ion Ni2+
Ion Ni2+ diperoleh dari larutan Ni (II), kemudian ditambahkan dengan NH3 pekat dan larutan berubah dari hijau muda menjadi warna biru tosca (penambahan 1 tetes), kemudian penambahan reagen berlebih(4 tetes ) dan larutan menjadi biru saphir / biru berlin. Reaksi yang terjadi :

Ni2+ + 6NH3      ------->        [Ni(NH3)6]2+ Biru saphir / biru berlin Heksaaminanikelat(II)

Ion-ion ini hanya ada pada pH tinggi (>8), penambahan asam-asam mineral menyebabkan penguraian ion-ionnya (Svehla, G. 1985).
          •   Ion Co3+
Kation Co3+ diperoleh dari larutan Co(NO3)2 . 6 H2O, kemudian ditambahkan 1 tetes amoniak menjadi biru pekat dari warna asalnya pink/ merah muda. Ditambahkan 4 tetes NH3 Pekat menjadi hijau tosca. Sesuai dengan teori, warna larutannya hijau tosca dan tetapan kestabilan kompleksnya 1,3x10-5. Reaksi yang terjadi, yaitu :
Co2+ + 6NH3         ------->         [Co(NH3)6]2+ hijau tosca
(Svehla, G. 1985).

          •   Ion Zn2+
Ion Zn2+ diperoleh dari larutan ZnSO4.7H2O. Ditambahkan NH3 pekat 1 tetes menjadi putih keruh dari larutan yang tak berwarna. Selanjutnya ditambahkan reagen berlebih (4 tetes) dan larutannya menjadi semakin keruh dan terdapat endapan putih. Terjadi reaksi kompleks yang tidak sempurna karena tetap pada kondisi awal. Tetapan kestabilan kompleksnya adalah 3,3x10-2. Reaksi yang terjadi, yaitu :
Zn2+ + 4NH3   ------->    [Zn(NH3)4]2+ tak berwarna / keruh
(Svehla, G. 1985).






                                                         (sebelum penambahan reagen)



  (setelah penambahan amoniak pekat)


b)      Uji Spesifik Anion
Pada pemisahan anion, reagen yang digunakan adalah FeCl3 [Besi(III)klorida]. FEcL3 merupakan asam lewis yang relatif kuat dan merupakan oksidator serta agen pereduksi. Warna dari kristal FeCl3 tergantung pada sudut pandangnya, dari cahaya pantulan ia berwarna hijau tua dan dari cahaya pancaran ia berwarna ungu kemerahan. FeCl3 mengalami hidrolisis sehingga dapat digunakan sebagai koagulan, pengetsa untuk logam, dan katalis dalam sistem organik. Anion yang diidentifikasikan adalah S2O32-, CH3COO-, asam salisilat, SCN-, Fe(CN6)2-, dan Fe(CN6)3- (Wikipedia. 2013 )

          •  Ion S2O32-
Pada percobaan ini, anion S2O32- diperoleh dari lautan Na2S2O3. Larutan kemudian ditambahkan 1 tetes reagen FeCl3 dan larutannya berubah dari tak berwarna menjadi kuning muda dan reaksinya, yaitu :
2S2O32- + Fe3+         ------->            [Fe(S2O3)2-]
Tak berwarna                 Kuning
(Svehla, G. 1985).

          •   Ion CH3COO-
Pada percobaan ini, anion CH3COO- diperoleh dari larutan CH3COONa.3H2O. Setelah ditambahkan 1 tetes FeCl3 larutannya berubah dari tak berwarna menjadi orange dan reaksi yang terjadi, yaitu :

3Fe3+ + 6CH3COO-       ------->             [Fe3(CH3COO)6]
tak berwarna                          orange (Triferiheksaasetat)
(Svehla, G. 1985).

          •  Ion asam salisilat
Asam salisilat (asam orto hidroksi benzoat ) terbagi atas 2 kelas, yaitu ester dari asam salisilat dan estersalisilat dari asam organik. Asam salisilat banyak digunakan untuk pembuatan obat aspirin. Asam salisilat memiliki gugus fenolik, maka asam ini menghasilkan warna ungu dari larutan besi (III) klorita / FeCl3 encer (Wikipedia . 2013)

          •    Ion SCN-
Pada praktikum kali ini, anion SCN- diperoleh dari larutan KSCN. Setelah penambahan 1 tetes FeCl3 larutannya berubah dari tak berwarna menjadi merah darah. Warna merah darah diperoleh karena FeCl3memberikan cahaya pancaran berwarna ungu-merah sehingga warna larutan tampak seperti merah darah ketika bereaksi dengan KSCN yang tak berwarna dan membentu kompleks. Reaksi yang terjadi, yaitu :

SCN- + Fe3+       ------>          [Fe(SCN)]2+
Tak berwarna           Merah darah [Tiosianoferat(II)]
(Svehla, G. 1985).

          •   Ion [Fe(CN)6]4-
Pada praktikum ini, anion [Fe(CN)6]4- diperoleh dari larutan [K2(Fe(CN)6]. Setelah penambahan 1 tetes FeCl3 larutannya berubah warna dari kuning menjadi hijau lumut, hal ini terjadi dikarenakan FeCl3memberikan cahaya pantul hijau tua sehingga warna larutan tampak hijau lumut karena bereaksi dengan  [K2(Fe(CN)6] yang berwarna kuning dan membentuk kompleks dengan reaksi, yaitu :

 3[Fe(CN)6]4- + 4Fe3+  ------->     Fe4[Fe(CN)6]2-
Kuning                                 Hijau lumut [Tetraferiheksasianoferat(II)]
(Svehla, G. 1985).

          •  Ion [Fe(CN)6]3-
Pada percobaan ini, anion [Fe(CN)6]3- diperoleh dari larutan [K3(Fe(CN)6]. Larutan ditambahkan 1 tetes  FeCl3 dan terjadi perubahan warna larutan dari kuning menjadi hitam kebiruan, hal ini mungkin dikarenakan FeCl3 memberikan cahaya pantul hijau tua dan membentuk kompleks dengan larutan [K3(Fe(CN)6] yang semula berwarna kuning. Reaksi yang terjadi, yaitu :

 3[Fe(CN)6]3- + 4Fe3+   --------->     Fe4[Fe(CN)6]3-
Kuning                                 Biru kehitaman [Tetraferiheksasianoferat(III)]
(Svehla, G. 1985).
 

                                 (Setelah penambahan reagen)


2)      Uji Penutup (Masking)

Ketika menguji suatu ion spesifik, sangat dimungkinkan akan muncul gangguan-gangguan karena kehadiranion-ion lain dalam larutan yang juga bereaksi dengan reagen itu. Gangguan-gangguan ini dapat di cegah dengan menambahkan reagensia yang disebut penutup (masking) yang dapat membentuk kompleks stabil dengan ion pengganggu.Penutupan ion pengganggu dapat dilakukkan dengan penambahan reagen organik atau dapat pula dicapai dengan melarutkan endapan secara selektif dari suatu campuran larutan sampel.Contohnya pada pengujian timbal yang disertai perak. Pada praktikumkali ini, penutup (masking) dilakukan dengan menggunakan ion S2O32-. Sebagai pembandingnya.Ion S2O32- diperoleh dari larutan Na2S2O3 yang kemudian ditambahkan 3 tetes larutan Pb(NO3)2 dan larutannya menjadi keruh. Dilanjutkan penambahan 3 tetes HCl dan 3 tetes FeCl3, larutannya menjadi berwarna putih keruh dan terdapat endapan. Reaksi yang terjadi, yaitu :

Na2S2O3 +Pb(NO3)2   ------->      PbS2O3 + 2NaNO3
PbS2O3 + 2NaNO3 + 2HCl    -------->         PbCl2      + 2HNO3 +Na2S2O3
PbCl2 + 2HNO3 + Na2S2O3 + FeCl3      ------>         Pb(NO3)2       + 2NaCl + H2S2O3 +FeCl3
(Svehla, G. 1985).

Seharusnya ion pembanding mendekati/sama dengan larutan maskingnya, namun hasilnya berbeda. Hal tersebut dapat dimungkinkan karena terjadi kesalahan pada penambahan reagen atau karena reagennya yang kurang baik.



                                                                              (Penutup/masking)

            Aplikasi dari analisa ion berdasarkan reaksin pembentukkan kompleks yaitu dapat mengidentifikasi zat / bahan berbahaya yang terkandung dalam makanan, obat, dll. Dapat mengetahui anion atau kation apa saja yang terdapat pada suatu sampel untuk mengetahui sifat atau jenis dari suatu sampel yang diuji.





VI. KESIMPULAN
              Berdasarkan praktikum yang dilakukkan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Metode yang digunakan pada percobaan analisa ion berdasarkan reaksi pembentukkan kompleks adalah metode analisa kimia kualitatif.
2.      Fenomena yang terjadi saat ion kompleks terbentuk adalah terjadinya perubahan warna dan kenaikan kelarutan.
3.      Untuk mencegah kehadiran ion pengganggu yang ikut bereaksi maka dilakukkan penutup (masking) yang membentuk kompleks stabil dengan ion pengganggu.






DAFTAR PUSTAKA

·         Banowati, Reni I,S.Si. 2013. Panduan Praktikum Kimia Anorganik II. Program D III Analis Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
·         P.W, Atkins. 1999 . Kimia Fisika . Erlangga . Jakarta
·         Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analis Organik Kualitatif Makro dan Semimakro Jilid I. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta
·     http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_salisilat diakses pada 16 juni 2013 pukul 14.30 WIB









Tidak ada komentar:

Posting Komentar